Ditinju Jin? -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Ditinju Jin?

Rusdi Al Irsyad
Selasa, 23 Juli 2024

Ilustrasi by Freepik.com

Kamis 18 Juli 2024, malam sekitar jam 8 lewat dikit, aku sedang berkendara dengan sepeda motor dan melintas di depan Kantor Polresta Samarinda, di Jalan Slamet Riyadi. Gasnya ga berani aku tarik dalam-dalam, karena baru banget ujan di siang sampe sorenya. 


Mungkin kalau spido meter motorku aktif, kecepatannya sekira 20 kilometer per jam, lah. Pelan. Aku dari arah Big Mall, karena baru kelar ngerekam podcast di Hotel Fugo. Dengan kecepatan seperti itu, tiba-tiba, dari arah depan ada sesuatu yang menghantam bagian kelopak mata kiriku. Kenceng banget. 


Bughhh!!!! 


Aku oleng, rasanya kaya sebadanan tetiba dingin. Mata berasa gelap. Sepersekian detik, mata kiri ga gelap. Aku hampir ngira kalo bakalan buta. Sekencang itu. Rasanya kaya ada orang dari arah berlawanan, dengan kecepatan tinggi terus ninju area mukaku. 


Untung aja aku dengan segera bisa ambil kontrol. Jadinya engga sampe rubuh. Agak serem juga, karena persis di depan ada batu-batu dan material bangunan yang kelihatannya tajam. Beberapa orang ikutan berhenti dan mencoba membantu. Buat yang malam itu udah bantuin, terima kasih banyak. 


Tapi maaf, aku ga bisa jawab pas ditanya aku kenapa. Ya, karena emang seaneh itu. Tadinya aku mikir, ah ini mungkin burung yang terbang rendah terus nubruk. Tapi dengan tubrukan sekenceng itu, ga ada satupun bulu burung yang jatuh. 


Kalau bukan burung, oh mungkin itu batu dari arah atas. Kebetulan di depan Kantor Polresta Samarinda, ada jalan pendekat menuju Jembatan Mahakam IV. Posisinya persis di atas jalan yang aku lewati. Aku sempat nyari-nyari apakah ada batu atau material semacam kayu atau apapun itu di sekitar tempat aku kehantam. Ga ada apa-apa. 


Selain itu, secara logika, dengan hantaman sekeras itu- sebagai gambaran sekeras apa, mataku langsung merah selama dua hari, dan terus-menerus ngeluarin air. Siang harinya, mataku selalu ngilu kalau kena cahaya matahari atau lampu. Baru sembuh di hari Minggu. Artinya, kalau ada benda tumpul atau bahkan tajam macam batu atau kayu yang ngehantam mataku, minimal banget lecet atau bahkan robek tu pelipis sama kelopak mata. Ya jelas, karena aku bukan robot. 


Tapi, faktanya ga ada bekas luka sama sekali. Asumsi lainnya adalah botol air mineral. Bisa aja, ada orang yang lewat di jalan pendekat yang ada di atas itu, ngelempar botol air mineral terus bertepatan banget dan kena mukaku. Tapiiiii. 20 menit aku di lokasi itu, nyari-nyari, gaada satupun botol yang kutemukan. 


Setelah cukup lama diam sampai bisa naik motor lagi. Aku mikir sambil jalan, mencoba menyimpulkan kira-kira apa tuh barusan yang ngehantam mataku. 


Dari semua kemungkinan logis dan masuk akal, ga ada satupun yang bisa dibuktikan jadi penyebab. Kalau bukan batu, kayu, botol air mineral, terus apaan dong? 


Dengan sangat terpaksa, aku memasukkan kemungkinan lain. Yaitu, mahluk tak kasat mata. Soalnya, kalau alien, kok kayanya kejauhan. Ngapain alien di Sungai Kunjang, coba? 


Tapi masa iya, aku ditinju Jin? 


Rusdi

Samarinda, 22 Juli 2024